Tradisi Kab.Subang kiwari tos jarang

RETNO/"PRLM"
KI Udi (66) generasi kedua seni Topeng Menor, Dusun Babakan Bandung, Desa Jati Kec. Cipunagara, Kab. Subang, yang masih bertahan meski tidak lagi mendapat perhatian pemerintah daerah setempat.*
"Selama ini pemerintah daerah (Disparbud Kab. Subang) cenderung lebih memerhatikan dan mendorong kesenian yang tengah berkembang dimasyarakat. Sementara sejumlah kesenian tradisi yang hampir punah tapi masih banyak senimannya, justru harus hidup dan menghidupi sendiri," ujar Ki Udi (66) generasi kedua seni tradisi Topeng Menor Dusun Babakan Bandung, Desa Jati, Kec. Cipunagara, Kab Subang. Dikatakan Ki Udi, putra dari Dalang Wayang Cepak Indramayu Ki Pangga dan seniman Tari Topeng Cerbon, Mimi Tarsem, Selasa (1/2)
Hal senada diungkapkan Dalang Supendi (41)putra Maestro Dalang Wayang Cepak Ki Suta, pemetaan seni tradisi yang dilakukan Tim Kurator Balai Pengelolaaan Taman Budaya Jawa Barat, minimnya perhatian Pemda Subang menimbulkan kecemburuan pada seniman lain.
"Selama ini kalau tidak seniman Sisingaan, seniman Terbang, atau seniman Orkes (organ tunggal), padahal kesenian tradisi di Subang masih banyak senimannya dan berkembang didaerah masing-masing," ujar Supendi.
Terhadap keluhan sejumlah seniman tradisi tersebut, Toto Amsar, S.Sen. M.Sen, sangat menyayangkan kondisi tersebut. Sejak zaman dulu Kab. Subang merupakan daerah pengembangan kesenian dari kabupaten lain, seperti Kab. Karawang, Indramayu dan Cirebon.
"Karenanya, kesenian di Kab. Subang seperti halnya Topeng yang dinamain Topeng Menor, memiliki kekhasan dalam hal bahasa yang menggunakan bahasa Sunda dan Jawa Cerbon atau Dermayon. Ini merupakan kekayaan yang tidak dimiliki daerah lain, sayang kalau tidak dilestarikan," ujar Toto Amsar. (A-87/kur)**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar